AdinJava Demam budaya Korea atau HallyuSekarang bukan hanya tentang musik K-Pop dan drama romantis, tetapi juga telah menyebar ke dunia mode global. Fenomena ini secara perlahan menggantikan dominasi gaya barat dan membawa perhatian dunia menuju Asia Timur.
Menurut laporan TFR News, para bintang Korea kini menjadi tamu utama di barisan depan acara ternama seperti Paris Fashion Week dan Milan Fashion Week. Mereka membawa gaya khas Korea yang segar dan penuh ciri khas, yang selanjutnya memengaruhi perkembangan mode dunia.
Kombinasi antara K-Pop dan mode menarik perhatian generasi muda di seluruh dunia. Penampilan para idola seperti BTS, BLACKPINK, dan NewJeans kini menjadi sumber inspirasi gaya sehari-hari, mulai dari pakaian, kosmetik, hingga aksesori yang dikenal dengan istilah “K-Style”.
Dalam laporan Koperasi Keunggulan Bisnis Tekstil dan Mode (FTBEC),budaya pop Korea dianggap sebagai kekuatan signifikan yang memengaruhi citra nasional Korea Selatan. Pemerintah serta para pelaku industri kreatif juga memanfaatkan peristiwa iniHallyuini sebagai strategi diplomasi budaya atausoft power, termasuk lewat industri fashion.
FTBECjuga menganggap bahwa K-fashion telah berkontribusi dalam memperkenalkan identitas Korea ke pasar internasional, sekaligus memperkuat posisi negara ini di dunia mode.
Penelitian dari Universitas Leeds menunjukkan bahwa platform belanja online Korea seperti Musinsa dan Zigzag berperan signifikan dalam memperluas pengaruh K-fashion ke berbagai negara. Inovasi digital serta strategi pemasaran yang menonjolkan aspek budaya Korea membuat produk-produk tersebut diminati di Amerika, Eropa, hingga Asia Tenggara.
Meski demikian, tren mode Korea juga tidak terlepas dari kritikan. Salah satunya mengenai standar kecantikan yang terlalu sempit dan kurangnya variasi ukuran pakaian yang dapat sesuai dengan berbagai bentuk tubuh di dunia.
Namun, keindahan gaya minimalis dan netral gender yang menjadi ciri khas K-fashion tetap membuatnya mudah dikenali dan diminati oleh berbagai budaya.
Dalam jurnalGanaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, peneliti Oshima Vicky Arriyuka dan Gonda Yumitro menyatakan bahwa antusiasme penggemar K-Pop memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan industri mode dan kecantikan Korea. Bagi kalangan muda, pakaian kini bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan diri serta menunjukkan identitas mereka.
Kolaborasi antara selebritas K-Pop dengan merek mewah global menunjukkan betapa besar pengaruh Hallyu dalam dunia mode. Sebagai contoh, BLACKPINK menjadi wajah untuk brand terkenal seperti Chanel, Dior, dan Celine. Kerja sama ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memperkuat citra Korea sebagai pusat gaya yang modern dan anggun.
Generasi muda Korea, yang dikenal sebagai Generasi MZ, juga berperan penting dalam memperkenalkan produk lokal ke panggung internasional. Mereka merasa bangga terhadap identitas negaranya dan giat mempromosikan merek-merek Korea melalui media sosial. Berkat dukungan mereka, merek seperti Gentle Monster dan ADER Error kini menjadi dikenal di New York dan London.
Namun demikian, para pakar menekankan kepentingan untuk memperhatikan aspek keberlanjutan.(sustainability) di industri mode Korea. Berkembangnya K-fashion secara pesat perlu seimbang dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, etika produksi, dan keragaman bentuk tubuh.
Secara keseluruhan, dampak Hallyu dalam dunia mode global menunjukkan bahwa budaya populer dapat menjadi kekuatan ekonomi kreatif dan alat diplomasi yang efektif. Seperti yang disampaikanFTBEC, K-fashion bukan sekadar tren sementara, tetapi juga bentuk ekspresi budaya yang menghadapi dominasi Barat dalam dunia mode.
Dengan kreativitas, inovasi digital, dan daya tarik internasionalnya, Korea Selatan kini berada di posisi sejajar, bahkan dalam beberapa aspek, memimpin arah baru dalam industri mode global. (*)






