AdinJavaSaat tokoh penting dalam sepak bola Malaysia mengumumkan bahwa ia akan menanggung seluruh biaya untuk menggugat FIFA di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), fakta tentang profil asli pemain naturalisasi terungkap dan semakin menjadi pukulan telak bagi mereka.
Tunku Ismail Sultan Ibrahim, yang juga dikenal sebagai Tunku Mahkota Johor (TMJ), merupakan tokoh yang berpengaruh signifikan dalam kemajuan sepak bola di Malaysia.
Pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT) adalah pihak yang menginisiasi kebijakan naturalisasi dalam Timnas Malaysia.
Namun, strategi yang tidak jelas itu justru menjadi masalah besar setelah FIFA baru-baru ini secara resmi memberikan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia.
Mereka dianggap telah melanggar Pasal 22 Peraturan Disiplin FIFA mengenai pemalsuan dokumen.
Akibatnya, FIFA memberikan hukuman berupa denda kepada FAM serta tujuh pemain tersebut.
Selain denda, tujuh pemain naturalisasi tersebut juga dihentikan sementara oleh FIFA dari kegiatan sepak bola selama 12 bulan.
FAM yang tidak puas dengan hukuman tersebut kemudian mengajukan banding ke FIFA, tetapi permohonannya ditolak.
Akhirnya, FAM tetap bersikeras mengajukan gugatan terhadap FIFA dan membawa perkara tersebut ke CAS.
Awal bulan November ini, Tunku Ismail mengumumkan bahwa dirinya bersedia menanggung seluruh biaya yang diperlukan FAM untuk menyewa pengacara dan mengajukan banding ke CAS, tanpa mengambil dana dari masyarakat.
Merupakan tanggapan terhadap kasus yang sedang dihadapi Malaysia, masyarakat Vietnam berpendapat bahwa uang tidak akan mampu menyelamatkan nasib sepak bola negara tersebut.
“Jika kita memperhatikan seluruh kasus naturalisasi yang menggegerkan sepak bola Asia Tenggara, pernyataan ini bukan hanya upaya penyelamatan keuangan bagi FAM, tetapi juga untuk menenangkan dan meyakinkan pandangan masyarakat Malaysia,” demikian laporan media Vietnam (Thanhnien.vn).
Dan mungkin ini juga merupakan usaha untuk menjaga reputasi sepak bola negara tersebut ketika fakta mengenai proses naturalisasi FAM yang tidak jelas mulai terungkap.
Para ahli Malaysia bahkan menyatakan bahwa Tunku Ismail berusaha menunjukkan dirinya sebagai pemimpin, namun pada kenyataannya ia juga bagian dari strategi naturalisasi yang sedang diteliti.
Membayar dana kepada CAS hanya bertujuan untuk sementara meredakan kekhawatiran FAM, namun tidak mampu menutupi pelanggaran prosedural.
Di sisi lain, mantan Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Seri Azzuddin Ahmad, memiliki pendapat yang berbeda dibandingkan Tunku Ismail.
“Yang terbaik adalah FAM dengan rendah hati mengakui kesalahan,” katanya.
Tidak perlu mengucapkan kata tidak jujur, kita hanya perlu menerima fakta bahwa kita telah melakukan kesalahan.
Jika keadaan ini terus berlangsung, saya khawatir akan menimbulkan ketidakpercayaan yang lebih besar dan mungkin melibatkan lembaga pemerintah seperti registrasi serta imigrasi.
FIFA telah memberikan bukti yang jelas, sehingga kita tidak perlu meragukannya lagi.
Jika kita berusaha melawan arus ini, saya khawatir dampaknya akan lebih besar. Sepak bola Malaysia akan dihukum secara internasional.
Fakta mengenai skandal naturalisasi ilegal yang dilakukan Malaysia terus terungkap secara bertahap.
Tim Argentina telah mengungkap fakta mengenai dokumen asli pemain yang diangkat secara ilegal.
Berdasarkan dokumen yang dikumpulkan oleh FIFA selama penyelidikan, surat kelahiran yang disampaikan FAM kepada FIFA secara jelas menyebutkan bahwa kakek-nenek para pemain adalah warga negara Malaysia.
Namun, media Argentina telah merilis berbagai bukti yang saling bertentangan, yang menunjukkan bahwa dokumen-dokumen ini menunjukkan tanda-tanda ketidakjujuran.
Surat kabar Capital de Noticias (Argentina) merilis sejumlah foto dokumen kelahiran asli Carlos Rogelio Fernandez, yang disebut sebagai kakek dari pemain sepak bola Facundo Garces.
Berdasarkan catatan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat Argentina, Fernandez lahir di Argentina, ibunya juga memiliki kewarganegaraan Argentina, dan sama sekali tidak memiliki kaitan dengan Malaysia seperti yang tercantum dalam catatan FAM.
Tidak hanya kasus Facundo Garces, surat kabar Capital de Noticias juga menemukan hal yang mencurigakan dalam profil pemain Imanol Machuca.
Berdasarkan sumber ini, Machuca berasal dari Argentina.
Namun, FAM pernah mengumumkan bahwa nenek Machuca lahir di Penang (Malaysia), sebuah data yang kemudian diverifikasi oleh surat kabar Argentina sebagai informasi yang tidak akurat.
Seperti dalam kasus kakek Facundo Garces, FAM menyatakan bahwa nenek Imanol Machuca lahir di Penang (Malaysia).
Namun, Capital de Noticias kembali mendapatkan dokumen eksklusif yang menunjukkan bahwa asal pemain tersebut bukan dari Malaysia.
Facundo Garces dan Imanol Machuca merupakan dua di antara tujuh pemain yang melakukan naturalisasi secara ilegal yang turut bermain dalam kemenangan 4-0 atas Timnas Vietnam dalam pertandingan pertama Kualifikasi Piala Asia 2027 pada bulan Juni lalu.
Para pengamat menyatakan bahwa kepercayaan para penggemar Malaysia telah hilang dan tidak bisa kembali dibeli dengan uang, bahkan dengan uang seorang raja.






