OKE FLORES.COM – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk menekankan bahwa peningkatan kemampuan numerasi bagi pemuda Papua menjadi dasar yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global.
Hal ini diungkapkan oleh Ribka saat membuka Rapat Kerja Pemerintah Daerah se-Provinsi Papua Barat yang diselenggarakan di Rylich Panorama, Kota Sorong, Kamis (6/11/2025). Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan agar anak-anak Papua tidak lagi merasa takut terhadap pelajaran matematika.
Pujian terhadap Metode GASING: “Belajar Matematika Harus Sederhana, Menyenangkan, dan Menarik”
Ribka memberikan penghargaan tinggi terhadap metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) yang diciptakan oleh fisikawan nasional Yohanes Surya. Ia menganggap pendekatan ini sebagai langkah penting untuk merubah cara belajar matematika di kalangan siswa Papua.
“Saya rasa kita dulu adalah produk yang takut pada matematika, benar begitu? Justru karena itu sekarang ada pendekatan bagaimana membuat anak-anak generasi Z saat ini tidak boleh takut pada matematika,” kata Ribka.
Ia menekankan bahwa kemampuan numerasi tidak hanya berkaitan dengan perhitungan, tetapi juga menjadi dasar berpikir logis dan kritis yang akan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, teknologi, dan pemerintahan.
Dorong Peningkatan Nilai PISA dan Kompetitifitas Nasional
Selanjutnya, Ribka menyampaikan bahwa peningkatan kemampuan numerasi kini menjadi prioritas utama pemerintah pusat. Menurut hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, Indonesia masih berada di posisi terbawah dalam hal literasi dan numerasi.
Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peningkatan yang signifikan dalam skor PISA dalam lima tahun mendatang sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Ribka mengajak seluruh pemerintah daerah di Papua Barat Daya untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung inisiatif ini. Menurutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia bukan hanya tanggung jawab pusat, tetapi juga hasil dari kerja sama antara daerah, sekolah, dan masyarakat.
Persiapkan Generasi Papua Menghadapi Bonus Demografi
Pada kesempatan itu, Ribka juga menekankan perlunya mempersiapkan generasi muda Papua agar siap bersaing dalam era global serta menghadapi bonus demografi nasional.
“Kita akan mewariskan generasi Z. Jangan sampai mereka kecewa kepada kita karena kita tidak mempersiapkannya dengan baik,” tegasnya.
Ribka menganggap, generasi muda Papua memiliki potensi yang besar jika diberi kesempatan untuk belajar dengan metode yang sesuai dan lingkungan yang mendukung. Dengan penguasaan kemampuan numerasi, ia yakin anak-anak Papua mampu bersaing dengan daerah lain di Indonesia, bahkan secara global.
Dari Pengalaman Pribadi Menuju Inspirasi Bersama
Ribka juga berbagi pengalaman pribadinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang membangun karier dari bawah hingga diangkat menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri. Ia menyampaikan bahwa kesuksesan ini tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan kemampuan diri secara terus-menerus.
“Saya berharap generasi kita selanjutnya, anak-anak Papua ini tidak mengalami stigma seperti yang kita alami saat ini. Kita ingin memulai perubahan dalam kemampuan numerasi, karena numerasi sangat penting,” katanya.
Pesan tersebut mendapat respon positif dari peserta rapat yang terdiri dari Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, bupati/wali kota, serta ilmuwan Yohanes Surya.
Semangat Kerja Sama untuk Masa Depan Papua Barat Daya
Kegiatan rapat ini tidak hanya berfungsi sebagai media koordinasi, tetapi juga menjadi wadah untuk membangkitkan semangat perubahan dalam dunia pendidikan di wilayah Papua. Ribka menekankan bahwa perkembangan daerah hanya bisa tercapai jika generasi muda diberi pendidikan berkualitas, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan bersaing secara global.
Dengan dukungan berbagai pihak, khususnya pemerintah setempat dan tokoh pendidikan, Papua Barat Daya diharapkan mampu menjadi contoh keberhasilan perubahan pendidikan numerasi di wilayah Indonesia Timur.






