AdinJava,BANGKA –Warga di wilayah Jerambah Gantung, Jalan Gabek I, Selindung, Kota Pangkalpinang, kaget dengan ditemukannya seekor buaya besar sepanjang sekitar 4 meter yang mati terapung di hulu sungai.
Seorang pria bernama Mantul (45) sedang bersiap melakukan penangkapan udang pada hari Sabtu (08/11/2025) pagi.
Kepada Bangka Pos, Mantul menceritakan bahwa kejadian berawal ketika ia sedang berada di pos nelayan sekitar pukul 09.00 WIB.
Seorang rekan memberi tahu bahwa terdapat buaya besar yang sudah mati terapung di sungai.
Mendengar berita tersebut, Mantul bersama lima temannya segera menghubungi kepala desa setempat untuk meminta izin menggunakan perahu wisata yang biasanya digunakan untuk berkeliling kawasan Jerambah Gantung.
“Kami khawatir jika bangkai buaya dibiarkan di sungai, nanti akan menarik buaya lain datang untuk memakan bangkai tersebut. Oleh karena itu kami sepakat untuk mengevakuasi dan menguburkannya,” kata Mantul saat diwawancarai di bawah Jerambah Gantung.
Setelah memperoleh izin, Mantul bersama kelima temannya naik kapal mesin 15 PK yang panjangnya sekitar 8 meter, lalu berangkat ke lokasi bangkai buaya yang berjarak sekitar 10 menit perjalanan dari dermaga nelayan.
“Saat tiba di lokasi, kami melihat buaya berada dalam posisi terlentang dengan perut menghadap ke atas. Di tubuh buaya terdapat sebuah kait pancing dari logam dengan diameter sebesar jari kelingking laki-laki dewasa, panjang sekitar satu meter, yang menonjol keluar dari mulutnya. Kait tersebut terhubung dengan tali pancing yang melilit tubuh buaya, dan ujungnya tertancap pada dua batang kayu besar di tepi sungai,” kata Mantul.
“Kayunya itu masuk sekali, kami harus menggunakan kapal untuk menariknya. Itu saja membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga akhirnya bisa lepas dan dibawa ke daratan,” tambah Mantul.
Setelah buaya berhasil dibawa ke darat, proses pengangkatannya juga terbukti memakan waktu. Tubuh buaya yang besar dan berat menyebabkan para nelayan harus menariknya dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Luar biasa memperkirakan ukuran buaya tersebut mencapai panjang sekitar 4 meter dan lebar tubuh sekitar 60 cm ketika buaya berada di darat, ratusan warga sekitar langsung datang.
Banyak orang mengambil foto dan ingin melihat secara langsung karena jarang melihat buaya sebesar itu muncul di sungai dekat pemukiman.
Namun timbul permasalahan ketika penduduk ingin memakamkan buaya itu.
Mesin berat yang biasanya berada di lokasi tersebut telah dipindahkan, sehingga nelayan tidak mampu menggali lubang dengan alat manual karena ukuran buaya terlalu besar.
Pada pukul 11.30 WIB, hewan buaya itu akhirnya kembali diikat di tepi sungai sambil menunggu kendaraan berat tiba.
Berdasarkan pengamatan Bangka Pos pukul 13.00 WIB, bangkai buaya mulai menyebar bau amis yang menyengat. Kail besar masih terlihat menggantung dari mulut buaya.
Saat ditanya lebih lanjut, para nelayan mengungkapkan bahwa mata pancing yang digunakan untuk menangkap buaya sudah tidak terlihat.
“Terlihat mata pancing sudah masuk sangat dalam ke dalam perut buaya. Sulit untuk membuka mulutnya karena sudah kaku,” kata seorang nelayan.
Sangat menarik menceritakan ini adalah kali kedua penemuan buaya dengan kasus dan penyebab yang sama pada tahun ini.
“Enam bulan yang lalu kami juga menemukan buaya di lokasi yang tidak jauh dari penemuan ini, ukuran buaya juga sama, serta menggunakan umpan yang sama ukurannya,” kata Mantul.
Mantul “berharap tidak mengganggu habitat buaya karena mereka dan para nelayan bergantung pada sungai tersebut, khawatir jika ada banyak bangkai buaya maka akan menarik perhatian buaya juga” tutup Mantul. (AdinJava/Erlangga)






