Ringkasan Berita:
- Akibat jalan yang rusak di lingkungannya, Fatimah mengalami cacat seumur hidup.
- Sampai berita ini dirilis, belum ada informasi mengenai respons dari pemerintah daerah.
- Bupati belum melakukan upaya perbaikan.
AdinJavaJalan yang rusak di wilayah Riau mengubah kehidupan seorang perempuan menjadi berbeda.
Fatimah, penduduk Desa Teluk Pulai, mengalami cacat seumur hidup setelah pernah mempertaruhkan nyawanya di kawasan yang sangat rusak.
Jalan yang rusak di Kepenghuluan (Desa) Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, terus menyebabkan korban.
Banyak penduduk jatuh saat melewati jalur tersebut, bahkan ada yang mengalami luka permanen.
Fatimah (40), penduduk setempat yang kini harus berjalan dengan menggunakan tongkat setelah mengalami kecelakaan di jalan beton yang dalam kondisi sangat rusak.
Warga bertaruh nyawa
Ternyata, warga melalui jembatan kayu kecil yang dalam kondisi sangat rusak, dengan mengambil risiko nyawa mereka.
Termasuk Fatimah yang nyawanya dalam bahaya saat menjadi korban kecelakaan di lokasi tersebut.
“Saya mengalami kecelakaan di jalan yang rusak itu pada bulan Mei 2024,” ujar Fatimah saat diwawancara di rumahnya di Kepenghuluan Teluk Pulai, Jumat (7/11/2025), sebagaimana dilaporkan AdinJavadari Kompas.com, Sabtu (8/11/2025).
Beton Patah
Fatimah mengingat, malam itu hujan lebat menyebabkan jalan menjadi licin. Ketika ia melewati jembatan kayu kecil yang dibuat oleh warga untuk menutup beton yang retak, motornya tergelincir.
“Melalui jembatan kayu kecil itu saya terjatuh. Kaki saya patah,” katanya perlahan.
Fatimah pernah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Baganbatu, kemudian dikirim ke Pekanbaru.
Ia memutuskan untuk tidak menjalani operasi karena merasa takut. Kini, setelah beberapa bulan masa pemulihan, ia hanya mampu berjalan dengan menggunakan tongkat.
“Dulu saya berjalan menggunakan dua tongkat selama enam bulan. Sekarang hanya satu tongkat, tapi masih terasa nyeri saat menapak,” katanya.
Kondisi jalan di kampungnya, menurut Fatimah, sudah lama rusak, namun belum juga diperbaiki oleh pemerintah.
“Sejumlah warga di sini sudah terjatuh akibat jalan yang rusak itu,” katanya.
Setelah bertahun-tahun, Bupati Rohil belum pernah mengunjungi kondisi jalan mereka.
Fatimah dan masyarakat lainnya berharap pemerintah segera mengambil tindakan.
“Kami berharap jalan ini segera diperbaiki. Banyak anak-anak dan orang tua yang melewati tempat ini. Kami berharap Pak Bupati mengunjungi daerah kami untuk melihat langsung kondisi jalan yang rusak ini,” katanya.
Jalan Beton yang Kini Retak dan Tenggelam
Jalan utama yang terletak di Kepenghuluan Teluk Pulai diberi nama Jalan Datuk Raja Ali. Jalan tersebut dibangun menggunakan beton pada tahun 2003 dan selesai dalam waktu dua tahun setelahnya.
Namun sekarang, setelah 20 tahun berlalu, keadaannya benar-benar rusak.
Pada beberapa bagian, beton retak dan berlubang, bahkan ada yang terbelah. Penduduk harus membuat jembatan sederhana dari kayu agar kendaraan masih bisa melewatinya, meski risiko jiwa menjadi sangat tinggi.
Selain rusak, jalan ini sering terendam banjir pasang akibat lokasi desa yang berada di tepi laut.
“Jika air laut naik, anak-anak sekolah dibawa oleh orang tua mereka. Terkadang orang dewasa membantu mereka menyeberang,” kata seorang warga.
Penghulu: Desa Nyaris Terisolir
Mustafa Husein, Kepala Desa Teluk Pulai, menyampaikan bahwa kerusakan jalan telah terjadi selama lima hingga enam tahun terakhir.
“Desa kami hampir terisolasi karena kerusakan jalan menuju wilayah kami,” katanya saat diwawancarai oleh wartawan di Rohil, Jumat (7/11/2025).
Ia mengatakan, jalan sepanjang lima kilometer tersebut tidak pernah mendapatkan perbaikan sejak dibangun.
Meskipun demikian, jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur utama bagi warga untuk keluar masuk desa.
Mustafa menyampaikan, ia pernah berencana memperbaiki jalan dengan menggunakan dana desa, tetapi masih menghadapi kendala terkait status jalan.
“Saya pernah bertanya kepada pemerintah kabupaten, apakah dana desa dapat digunakan untuk membangun jalan. Ada yang mengatakan boleh, ada yang tidak. Karena status jalan tersebut masih belum jelas,” katanya.
Harapan pada Pemerintah
Desa Teluk Pulai memiliki sekitar 700 kepala keluarga (KK).
Jalan yang rusak menyebabkan kesulitan dalam pergerakan masyarakat, khususnya dalam bekerja, bersekolah, dan mengunjungi dokter.
“Mobilitas penduduk tinggi di sini. Sementara jalan rusak selama ini tidak pernah diperbaiki,” kata Mustafa.
Warga saat ini hanya berharap pemerintah daerah segera turun langsung meninjau kondisi di lapangan dan secepatnya memperbaiki jalan yang menjadi jalur vital dalam kehidupan mereka.






