AdinJava,BANDUNG–Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bekerja sama denganPT Kereta Api Indonesia (Persero)terus berusaha memperbaiki layanan transportasi umum di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi.
Salah satu langkah penting yang sedang dijalankan adalah memaksimalkan jalur KRL antara Nambo-Citayam guna meningkatkan kapasitas dan kepadatan perjalanan.
Kepala PT KAI, Bobby Rasyidin, mengungkapkan bahwa saat ini jalur Nambo masih beroperasi dengan satu jalur saja (single track) dengan frekuensi perjalanan sekitar satu jam sekali. Kondisi ini mengurangi kemampuan angkut penumpang dari arah Bogor menuju Jakarta.
Jalur Nambo saat ini hanya memiliki satu jalur dengan jarak satu jam. Dengan berakhir diStasiun Citayam”frekuensi bisa ditingkatkan menjadi setiap 15 menit,” kata Bobby dilaporkan pada Sabtu (8/11/2025).
Ia menambahkan, perpindahan operasional tersebut akan memberikan dampak positif terhadap kemampuan layanan KRL di jalur Bogor-Jakarta. “Kami telah melakukan perhitungan, kemarin melalui pengaturan operasional dan penambahan panjang rangkaian (SF), kapasitas angkut dari Bogor bisa meningkat hingga 200 ribu penumpang per hari, ini sedang kami kerjakan,” katanya.
Peningkatan ini juga diiringi dengan penyesuaian infrastruktur di beberapa stasiun. Bobby menyatakan bahwa saat ini panjang peron di berbagai stasiun di Bogor masih terbatas, dengan panjang kereta sekitar 8-10 SF, sehingga belum mampu menampung rangkaian KRL yang terdiri dari 12 gerbong.
“Maka kita harus memperpanjang peron agar bisa menggunakan SF 12 seluruhnya. Dengan sistem operasi yang ada di Stasiun Nambo, hal ini dapat menambah kapasitas sebanyak 200 ribu penumpang,” ujar Bobby.
Selain itu, pembangunan jembatan layang di kawasan Depok juga merupakan bagian dari upaya mengintegrasikan jaringan transportasi di kawasan aglomerasi Jabodetabek.
Setelah jembatan layang selesai, jalur samping dari Nambo-Cibinong akan tersambung langsung ke Citayam agar mempercepat pergerakan kereta dan mengurangi waktu tunggu.
Jadi nanti kereta yang berasal dari Nambo-Cibinong ini, kitaresiding, itu berada di Stasiun Citayam, Depok. saat ini sedang dalam proses pembangunan flyover. Setelah flyover selesai, kereta siding ini akan kita pasang di stasiunnya,” katanya.
Tindakan kerja sama antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan PT KAI diharapkan menjadi bagian dari perubahan transportasi umum menuju sistem yang lebih canggih, efektif, dan berkelanjutan di kawasan metropolitan Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama dengan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Bobby Rasyidin, juga membahas rencana peningkatan fasilitas jalur kereta api Jakarta–Bandung agar waktu perjalanan bisa dikurangi menjadi sekitar 1,5 jam.
Dalam diskusi tersebut, KDM—panggilan akrab Dedi Mulyadi—menekankan bahwa modernisasi jalur kereta ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan keterhubungan antar wilayah sekaligus memperkuat perekonomian Jawa Barat.
“Jika jalur kereta Jakarta–Bandung diperbarui, perjalanan bisa selesai dalam waktu satu setengah jam saja. Harga tiket berkisar antara 150 hingga 300 ribu rupiah, saya yakin kereta akan selalu penuh,” kata KDM.
Di sisi lain, Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menjelaskan bahwa modernisasi jalur bisa dilakukan tanpa perlu membangun rel baru.
Tindakan utama yang diperlukan adalah perbaikan releksisting, penataan tikungan (healing) dan kemiringan rel, serta penerapan teknologi _tilting_ pada kereta api agar kereta dapat berjalan stabil di jalur yang berkelok.
Dengan jalur yang sudah ada sepanjang sekitar 150 kilometer, perkiraan biaya perbaikan mencapai sekitar 8 miliar rupiah. Investasi tersebut meliputi peningkatan kualitas rel, pembangunan terowongan dan jembatan baru di beberapa titik, serta penyempurnaan sistem.double track,” kata Bobby.
KDM menuturkan, proyek ini mampu menjadi contoh kerja sama antara pemerintah pusat, Pemdaprov Jabar, pemerintah kota/kabupaten, hingga warga masyarakat.
Kita dapat mengajak Pemkot Bandung serta para pengusaha hotel untuk berinvestasi. Karena banyak orang Jakarta yang berwisata ke Bandung, hal ini akan berdampak terhadap peningkatan jumlah kunjungan (pariwisata). Kita bisa membuat saham bagi warga Jawa Barat, nanti warga Jawa Barat akan memiliki kereta yang diproduksi dalam negeri, dengan kualitas yang dihasilkan oleh tenaga dalam negeri, ini adalah yang dari Jakarta – Bandung,” tutup KDM.