AdinJavaPaus orca, yang juga dikenal sebagaikiller whale, merupakan salah satu hewan laut yang paling terkenal di seluruh dunia.
Meskipun sering dikenal sebagai paus pembunuh, orca sebenarnya merupakan spesies terbesar dalam keluarga lumba-lumba (Delphinidae).
Orca dianggap sebagai predator puncak di lautan dan memiliki penyebaran terluas dibandingkan dengan kelompok mamalia laut lainnya (cetacea), mencakup daerah kutub yang dingin hingga perairan tropis yang hangat seperti Indonesia.
Kehidupan Sosial dan Bahasa Daerah Keluarga
Secara fisik, orca mudah dikenal karena corak warna tubuhnya yang hitam di bagian atas dan putih di bagian bawah, dilengkapi dengan bercak putih di dekat mata serta bintik abu-abu atau putih di belakang sirip punggung.
Lumba-lumba merupakan makhluk yang sangat bersosialisasi.
Mereka tinggal dalam kelompok keluarga yang disebut pod, biasanya terdiri dari beberapa hingga puluhan orang dengan ikatan yang kuat melalui garis keturunan.
Komunikasi merupakan kunci untuk kelangsungan hidup pod.
Di dalam kelompoknya, orca berkomunikasi melalui suara seperti klik, desisan, dan panggilan dengan nada yang tinggi.
Menariknya, setiap pod memiliki “cara berbicara” yang unik dan berasal dari sumber tertentu.
Dalam hal makanan, lumba-lumba memiliki kebiasaan makan yang beragam, tergantung pada populasi dan wilayah tempat tinggalnya.
Beberapa kelompok fokus mengonsumsi ikan seperti salmon, sedangkan yang lain berburu hewan laut seperti anjing laut, lumba-lumba, atau cumi-cumi.
Mereka sering berburu secara bersamaan dan terstruktur seperti kawanan serigala laut, menunjukkan tingkat kecerdasan yang luar biasa.
Munculnya Orca di Wilayah Laut Hangat Indonesia
Meskipun ikan paus orca biasanya ditemui di daerah laut yang lebih dingin seperti Norwegia dan Antartika, kemunculan mereka di kawasan tropis, termasuk Indonesia, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
Orca telah tercatat melintasi berbagai perairan Nusantara, seperti Alor, Anambas, Uluwatu (Bali), Maratua (Kalimantan Timur), Teluk Manado, Raja Ampat, Biak, dan Flores Timur.
Beberapa peristiwa menarik terjadi pada bulan Januari 2025.
Indonesia dan Conservation International melaporkan adanya orca di perairan Kaimana, Papua Barat.
Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah pada tanggal 10 Januari 2025 dan menjadi catatan pertama munculnya orca di kawasan Important Marine Mammal Area (IMMA) Kaimana.
Dalam studi tersebut, orca teramati berhubungan dengan aktivitas perikanan bagan di wilayah tersebut.
Selain ikan orca, terdapat juga munculnya hewan laut lainnya seperti lumba-lumba bungkuk (Sousa sahulensis), lumba-lumba monyet Indo-Pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris), serta paus Bryde (Balaenoptera edeni).
Ancaman Dunia dan Upaya Perlindungan
Secara dunia, jumlah populasi orca diperkirakan mencapai 50.000 individu.
Namun, beberapa kelompok mengalami penurunan yang besar, misalnya populasi Southern Resident yang saat ini hanya tersisa sekitar 75 individu akibat dampak perburuan, polusi, dan kekurangan makanan utama mereka seperti salmon Chinook.
Ancaman utama yang dihadapi orca mencakup terjebak dalam alat penangkap ikan, kurangnya pasokan makanan akibat penangkapan ikan yang berlebihan, pencemaran bahan kimia, kebocoran minyak, serta gangguan dari aktivitas kapal dan kebisingan di bawah laut.
Di Amerika Serikat, seluruh populasi orca dijaga keberadaannya berdasarkan undang-undang Marine Mammal Protection Act (MMPA).
Dua kelompok populasi, yakni Southern Resident Distinct Population Segment dan AT1 Transient stock, memperoleh perlindungan tambahan berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam (ESA) dan MMPA.
Upaya perlindungan yang dilakukan meliputi menetapkan kawasan penting, memulihkan populasi mangsa, mengatur kegiatan kelautan, serta meningkatkan pemahaman masyarakat akan arti pentingnya menjaga mamalia laut ini.






