AdinJava– Bukan hanya demam berdarah atau malaria, ternyata ada satu penyakit lain yang secara diam-diam mengancam jutaan orang di seluruh dunia dan disebabkan oleh nyamuk. Mengutip dariHalodocFilariasis, atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit kaki gajah/elephantiasis, merupakan kondisi yang menyerang sistem limfatik, yaitu jaringan tubuh yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan fungsi imun.
Kemudian, apa hubungannya dengan nyamuk? Infeksi ini disebabkan oleh cacing mikroskopis tertentufilariayang tinggal di dalam sistem limfatik manusia. Ketika cacing filaria menetap di sistem ini, aliran limfanya bisa tersumbat dan menyebabkan pembengkakan yang parah. Pada kondisi tersebut, nyamuk berperan dalam penyebaran penyakit melalui gigitannya yang telah membawa larva cacing dari seseorang yang terinfeksi sebelumnya.
Meskipun cacing filariaterutama menyerang pembuluh limfa, cacing ini juga dapat berada dalam aliran darah penderita. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi, larva cacing ikut masuk bersama darah dan selanjutnya berkembang di dalam tubuh nyamuk. Saat nyamuk yang sama menggigit orang lain, larvafilariaberpindah ke tubuh inang yang baru dan mulai berkembang biak dalam sistem limfatik.
Proses ini akhirnya menyebabkan gangguan aliran getah bening dan mengakibatkan pembengkakan parah pada bagian tubuh tertentu, seperti kaki. Berdasarkan informasi dari Alodokter, terdapat beberapa jenis cacing yang diketahui menjadi penyebab utama filariasis, yaituWuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Sementara penyebarannya dapat dilakukan oleh berbagai jenis nyamuk, termasukCulex, Aedes, Anopheles, dan Mansonia.
Gejala Umum Penyakit Filariasis/Kaki Gajah
Penyakit kaki gajah atau filariasis ditandai dengan pembengkakan pada kaki, tetapi juga bisa menyerang bagian tubuh lain seperti lengan, dada, atau area alat kelamin. Berdasarkan informasi dari Alodokter, kulit di area yang bengkak bisa menjadi tebal, gelap, kering, retak, bahkan berdarah, dan kondisi ini biasanya bersifat permanen ketika sudah memasuki tahap kronis. Pada tahap awal, banyak penderita tidak mengalami gejala apa pun sehingga infeksi sering kali tidak terdeteksi dan baru diketahui setelah terjadi kerusakan pada sistem limfatik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar infeksi filariasis tidak menunjukkan gejala, tetapi masih mampu merusak sistem limfatik dan ginjal serta mengganggu fungsi sistem imun. Jika berkembang menjadi tahap kronis, penyakit ini bisa menyebabkan pembengkakan jaringan (limfedema), penebalan kulit (elephantiasis), serta pembesaran skrotum (hidrokel). WHO juga menyoroti dampak sosial dan ekonomi dari kondisi ini, karena cacat fisik dapat memicu stigma, tekanan psikologis, hingga kehilangan penghasilan.
Sementara itu, Cleveland Clinicmenyebutkan bahwa sekitar dua per tiga penderita filariasis tidak mengalami gejala parah, namun penyakit ini mampu memicu peradangan akibat respons imun yang berlebihan, serta menyebabkan penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh seperti lengan, kaki, payudara, skrotum, penis, vulva, bahkan wajah. Selain gejala jangka panjang, serangan radang akut pada kulit, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening juga sering terjadi karena infeksi bakteri tambahan. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa minggu dan pastinya sangat mengganggu kegiatan harian penderita.
Pengobatan dan Pencegahan Filariasis
Rencana pengobatan filariasis bergantung pada gejala dan tingkat keparahan yang dirasakan oleh pasien. Secara umum, pengobatan mencakup pemberian obat antiparasit sepertiivermectin, diethylcarbamazine (DEC), atau albendazoleyang berfungsi membunuh cacing dewasa di dalam tubuh atau menghambat perkembangbiakannya. Pengobatan ini juga dapat mencegah penyebaran kepada orang lain dan biasanya diberikan secara berkala, misalnya sekali setahun selama beberapa minggu.
Dalam beberapa situasi, tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat cacing yang sudah mati dari aliran darah atau mengurangi penumpukan cairan di skrotum akibat hidrokel. Selain itu, pengelolaan pembengkakan merupakan bagian penting dalam perawatan jangka panjang, termasuk menjaga kebersihan kulit, menaikkan posisi kaki (elevasi), serta menggunakan perban atau pakaian kompresi untuk membantu aliran getah bening.
Sedangkan, Alodoktermenyatakan bahwa tujuan utama pengobatan filariasis adalah mencegah infeksi semakin parah serta menghindari terjadinya komplikasi. Setelah pemberian obat antiparasit, jumlah cacing di dalam tubuh akan berkurang sehingga pembengkakan pada kelenjar getah bening bisa berkurang dan aliran limfa menjadi lebih lancar.
Meskipun pembengkakan pada kaki yang parah tidak dapat pulih sepenuhnya, pasien disarankan untuk menjaga kebersihan daerah yang bengkak dengan mencucinya setiap hari, meletakkan kaki dalam posisi lebih tinggi saat beristirahat, serta menggunakanstockingMengompres, serta membersihkan luka menggunakan antiseptik jika diperlukan. Latihan ringan juga bisa membantu menjaga kelancaran peredaran limfa. Jika pembengkakan sudah sangat parah atau terjadi hidrokel, pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Sebagai bentuk persiapan atau kepentingan pencegahan dalam menghentikan penyebaran penyakit ini, berikut beberapa langkah yang efektif untuk mencegah gigitan nyamuk, khususnya di daerah tropis yang merupakan wilayah endemik:
- Sangat disarankan untuk tidur menggunakan kelambu
- Memakai losion anti nyamuk
- Mengenakan pakaian yang menutupi tubuh, seperti baju lengan panjang dan celana panjang, terutama saat malam hari
- Diadakan program pencegahan kesehatan secara massal di daerah yang memiliki risiko tinggi, seperti dengan memberikan obat antiparasit setiap tahun kepada penduduk, yang bertujuan mencegah perkembangan cacing muda dan menghentikan penyebaran ke nyamuk.
- Mempertahankan kebersihan lingkungan dengan menghilangkan genangan air yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk
Kewaspadaan terhadap gigitan nyamuk serta pencegahan dini menjadi langkah paling efektif untuk menghindari ancaman filariasis. Dukungan terhadap program pengobatan pencegahan massal yang dilaksanakan pemerintah dan organisasi kesehatan juga sangat penting. Upaya kolaboratif ini tidak hanya berkontribusi dalam menurunkan angka penyebaran, tetapi juga melindungi masyarakat luas dari dampak jangka panjang yang dapat memengaruhi kesehatan, kondisi ekonomi, dan tingkat kesejahteraan. Dengan kesadaran dan tindakan bersama, penyakit kaki gajah bukan lagi menjadi ancaman yang menakutkan, melainkan sesuatu yang bisa dicegah dan dikendalikan.






