DI tengah evolusi pesat ponselpada tahun ini, ketahananbateraimasih menjadi salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh konsumen saat memilih produk teknologi. Di sisi lain, memilih perangkat dengan keunggulan baterai kini jauh lebih rumit dibandingkan hanya melihat angka milliamp-hour (mAh) yang tertera dalam spesifikasi perangkat.
Mengutip laporan Gizmochina, produsen smartphonetelah meningkatkan teknologi dalam baterai perangkatnya. Misalnya, produsen ponsel asal Tiongkok yang melebihi kapasitas 5.000 mAh pada model tertentuflagshipseperti Xiaomi 17 Pro Max.
Namun, kapasitas baterai yang besar tidak secara otomatis menjamin penggunaan yang lebih lama. Daya tahan baterai dihasilkan dari interaksi berbagai komponen, seperti efisiensi penggunaan daya perangkat, jenis layar, optimasi perangkat lunak, pengelolaan suhu, serta cara ponsel mengelola koneksi jaringan. Bagi pengguna, memahami faktor-faktor ini sangat penting dalam mengambil keputusan pembelian yang tepat. Berikut beberapa saran:
Cek Kapasitas
Meskipun kapasitas baterai merupakan indikator dasar dari jumlah daya yang tersimpan, pemeriksaan tahap ini hanya bagian awal dalam penilaian. Sebuah ponsel dengan baterai 7.000 mAh bisa justru habis lebih cepat dibandingkan ponsel dengan baterai 5.000 mAh. Hal ini disebabkan oleh komponen di dalam ponsel yang mungkin mengonsumsi daya secara berlebihan.
Faktanya banyak ponsel kelas entry-level atau mid-rangeterkadang mampu bertahan lebih lama dibandingkanflagshippremium karena komponen di dalamnya, seperti prosesor dan layar, tidak mengonsumsi daya sebanyak chip dan layar beresolusi tinggi. Dalam hal ini, memilih ponsel dengan kapasitas besar adalah bagus, tetapi perlu dipadukan dengan evaluasi faktor efisiensi lainnya.
Cek Spesifikasi Layar
Layar merupakan komponen ponsel yang paling boros dalam penggunaan daya baterai. Tren layarrefresh rateresolusi tinggi seperti 120Hz atau 144Hz, membuat tampilan lebih halus, namun menghabiskan daya baterai secara signifikan.
Beruntungnya, inovasi seperti teknologi LTPO (Low-Temperature Polycrystalline Oxide) telah berhasil mengatasi kendala tersebut. Layar dengan teknologi LTPO memungkinkanrefresh ratedapat disesuaikan secara dinamis, bahkan menurun hingga 1Hz ketika pengguna hanya melihat gambar yang tidak bergerak.
Selain refresh rate, resolusi memengaruhi penggunaan daya. Layar dengan resolusi Full HD+ biasanya membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan layar QHD+ pada tingkat kecerahan yang sama danrefresh rate yang sama.
Efisiensi Pemrosesan dan Desain Termal
Chip yang mengoperasikan ponsel memiliki peran penting dalam efisiensi penggunaan daya. Prosesor terbaru, seperti Snapdragon 8 Elite Gen 5 atau Dimensity 9500, dibuat dengan desain arsitektur yang lebih hemat energi. Mereka mampu menangani pekerjaan berat, seperti bermain game dan mengedit foto, dengan penggunaan daya yang cukup rendah.
Namun, efisiensi prosesor saja tidak cukup. Ketika ponsel menjalankan tugas berat, panas akan dihasilkan. Jika ponsel terlalu panas, kinerjanya akan menurun dan konsumsi dayanya akan meningkat. Oleh karena itu, desain termal yang baik diperlukan untuk menghilangkan panas padasmartphone sangatlah penting.
Perangkat yang dilengkapi sistem pendingin mampu mempertahankan kinerja secara konsisten tanpa mengalami peningkatan penggunaan daya akibat panas berlebih. Jika ponsel sering terasa panas saat menjalankan tugas dasar seperti panggilan video, kemungkinan besar baterainya akan habis lebih cepat.
Namun, pada akhirnya tidak ada standar tunggal yang mampu memprediksi kapasitas baterai secara tepat. Kapasitas baterai sebenarnya bergantung pada bagaimana pengguna mengoperasikan perangkat tersebut.
Ponsel flagshipTiongkok yang memiliki kapasitas baterai besar memang menawarkan kinerja yang luar biasa. Namun, jangan sampai melewatkan ponsel dengan baterai yang lebih kecil, terutama jika perangkat tersebut dilengkapi dengan pengoptimalan perangkat keras dan lunak yang canggih.






