Makanan Khas Nusantara Hadir di Festival Kuliner Gorontalo

- Penulis

Minggu, 23 November 2025 - 00:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AdinJava, Gorontalo —Beberapa kontingen dalam Peran Saka Nasional memperkenalkan berbagai masakan khas daerah masing-masing dalam Festival Kuliner Budaya di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Sabtu (8/11/2025).

Acara yang dihadiri oleh 3.224 peserta menampilkan berbagai jenis makanan lezat dengan berbagai variasi.

Devinta Kusumaningtyas (21), perwakilan Jawa Tengah, menyatakan bahwa mereka tahun ini membawa beberapa jenis makanan khas daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami dari Peran Saka Nasional kali ini menyajikan berbagai makanan khas dari masing-masing daerah di Jawa Tengah,” katanya kepada Tribun Gorontalo.

Beberapa makanan khas daerah adalah wingko babat, yaitu hidangan setengah basah yang dibuat dari tepung ketan, parutan kelapa, dan gula yang dipanggang dengan menggunakan oven.

Selanjutnya terdapat kerupuk nasi, salah satu camilan khas Indonesia yang dibuat dari bahan dasar beras dan tepung kanji.

Terdapat pula manisan buah salak, olahan dari buah salak yang diawetkan dengan larutan gula. Proses pengawetan ini menghasilkan tekstur yang lebih kenyal dan rasa yang manis dengan sedikit nuansa asam.

Kemudian terdapat makanan khas bernama jenang krasikan, yang berasal dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Jenang berwarna cokelat ini terdiri dari gula merah, tepung beras ketan, santan, dan garam.

“Di Jawa, kerupuk-kerupuk biasanya disebut kletikan, seperti ada jenis marning dari jagung, ada kerupuk asin dan telur asin dari Brebes,” jelasnya.

Ia mengatakan bahan baku makanan tersebut mereka bawa langsung dari Jawa karena di Gorontalo sulit ditemukan.

“Karena kami berasal dari berbagai wilayah di Jawa Tengah, maka kami membawa bahan baku masing-masing,” katanya.

Ia menyatakan bahan-bahan yang mereka gunakan cukup istimewa, karena kondisi geografis Jawa Tengah yang kaya akan dataran tinggi menyebabkan tumbuhan yang tidak ditemukan di daerah lain.

Baca Juga  7 Lapangan Basket Seru di Medan untuk Bermain Bersama

“Jika karet tumbuh di dataran tinggi, sedangkan Jawa Tengah memiliki dataran tinggi seperti di Wonosobo,” katanya.

Selain itu, Arzita Dwi Safira (19), atlet dari Aceh, menyampaikan bahwa mereka membawa makanan khas langsung dari daerah asalnya sebagai wujud perkenalan budaya Aceh.

“Kami dari Aceh membawa beberapa makanan khas yang lezat untuk dicoba oleh peserta lain,” katanya.

Diketahui bahwa Aceh merupakan provinsi yang berada di paling barat Indonesia.

Wilayah ini dikenal akan pariwisata, budaya, dan kuliner yang berlimpah.

Salah satu masakan khas Aceh yang paling terkenal adalah pisang sale, yang mereka sajikan dalam Peran Saka Nasional Gorontalo.

Pisang sale sudah dikenal sejak lama sebagai makanan khas Aceh, khususnya di Kabupaten Aceh Timur yang menjadi pusat produksi pisang.

“Kami memiliki dua jenis pisang sale, yaitu yang basah dan kering,” katanya.

Mereka juga menyediakan kembang loyang dalam dua rasa, yaitu asli dan daun jeruk.

Kue lontong merupakan hidangan tradisional Aceh Tamiang yang kerap ditemukan dalam acara pernikahan masyarakat setempat.

Bukan hanya dalam acara pernikahan, kembang loyang masih sering ditemui di daerah pedesaan dan menjadi hidangan kesukaan masyarakat.

Pada hari Raya Idul Fitri, kue ini juga biasa disajikan sebagai hidangan di Aceh, terutama di wilayah pedesaan.

Selain itu, kontingen Aceh juga memperkenalkan kue kering, keukarah, dan roti Sabang yang merupakan makanan khas dari daerah mereka.

Semua makanan ini disiapkan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan menuju Gorontalo.

“Kami mulai mencari tempat-tempat yang menjual bahan dan mempersiapkan produknya sekitar seminggu sebelum berangkat,” kata Arzita.

Ia mengatakan, beberapa makanan khas Aceh seperti pisang sale dan kembang loyang masih diproduksi secara tradisional oleh warga di desa.

Baca Juga  Klasemen MotoGP 2025: Bagnaia Kehilangan Keunggulan, Acosta Ancam Perburuan Juara

Bahkan, beberapa di antaranya hanya tersedia pada periode tertentu atau dibawa sebagai oleh-oleh dari bandara.

“Jika kembang loyang biasanya masyarakat Aceh membuatnya sendiri di rumah, terlebih jika ada acara besar,” jelasnya.

Makanan-makanan yang dibawa oleh kontingen Aceh disambut antusias oleh pengunjung stan.

Di sisi lain, Nahdya Irsa (20), atlet dari Kalimantan Tengah, mengungkapkan bahwa dirinya juga membawa beberapa makanan khas.

“Kami juga menyediakan berbagai makanan khas yang berasal langsung dari daerah kami,” katanya.

Salah satu contohnya adalah bron chips, yaitu kue kering brownies renyah yang diberi toping cokelat.

Kemudian mereka juga membawa minuman teh dari akar bajakah, yang merupakan bagian tanaman yang telah lama dianggap sebagai obat alami untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Karena, ada penelitian yang menyatakan bahwa teh ini berguna untuk membantu mengatasi kanker.

“Jika teh ini berasal dari pohon bajakah, kami bawa agar bisa dinikmati oleh peserta kontingen lain,” katanya.

Kalimantan Tengah kaya akan budaya dan adat istiadat, serta peristiwa penting yang telah membentuk wilayah ini menjadi seperti saat ini.

Demikian pula pada masa awal kemerdekaan, saat Kalimantan Tengah masih termasuk dalam Provinsi Kalimantan.

Hanya pada 23 Mei 1957, sesuai dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, Kalimantan Tengah secara resmi menjadi provinsi tersendiri.

Selama masa penjajahan, Kalimantan Tengah termasuk dalam wilayah Hindia Belanda.

Para penjajah tiba di Kalimantan dengan maksud memanfaatkan sumber daya alamnya, seperti kayu dan tambang.

Di masa itu, banyak kelompok Dayak terlibat dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Salah satu tokoh yang terkenal dalam perlawanan tersebut adalah Tjilik Riwut, yang kemudian diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Baca Juga  Samsat Kota Cimahi, Pastikan Proses Perpanjangan STNK Cepat, Mudah, dan Transparan

Pengamatan Tribun Gorontalo di lapangan, ribuan pengunjung antusias menikmati makanan yang disajikan di stan masing-masing daerah.

Mereka menikmati makanan dengan antusias, seolah-olah lidah mereka telah menyatu dengan rasa dari wilayah lain.

Turut hadir beberapa pejabat penting, termasuk Bupati Gorontalo, Sofyan Puhi, dan jajarannya. Meskipun cuaca terik, mereka tetap berkeliling stan, berfoto bersama, bahkan menari di lapangan, menunjukkan keakraban para peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

(*/Jefri)

Berita Terkait

Bupati Ponorogo Jadi Tersangka Suap Jabatan dan Gratifikasi
Lagu Ulang Tahun Menggema di Stadion Manahan Meski Persis Solo Imbang
Hasil Liga Inggris: Kemenangan Arsenal Gagal di Markas Sunderland, Puncak Klasemen Terancam
Satlantas Polres Cimahi Sapa Pemohon di Samsat Cimahi
Peringkat Ketiga Piala Dunia U17: Peluang Timnas Indonesia Menipis
Klasemen MotoGP 2025: Bagnaia Kehilangan Keunggulan, Acosta Ancam Perburuan Juara
Polantas Menyapa Tingkatkan Kenyamanan Pelayanan Yang Efektif di Samsat Cimahi
7 Momennya Lucu di MCU, Bikin Ngakak!

Berita Terkait

Minggu, 30 November 2025 - 14:14 WIB

Prediksi Skor, H2H, dan Susunan Pemain Bologna vs Napoli di Serie A

Minggu, 30 November 2025 - 13:29 WIB

Harga Emas Antam Naik Rp21.000 dalam Seminggu

Minggu, 30 November 2025 - 10:28 WIB

Dari Saluran Air Jadi Berkah: Warga Belajar dari Aliran Air

Minggu, 30 November 2025 - 06:43 WIB

Viral, Pemain Persib Kena Tilang Polisi Malaysia, Terkejut Tahu Robi Darwis Prajurit TNI

Minggu, 30 November 2025 - 05:58 WIB

Usaha Daffa Wardhana Membuat Hadiah Ultah Ariel Tatum, Hasilnya Menakjubkan dan Disukai Banyak Orang

Minggu, 30 November 2025 - 05:13 WIB

7 Trik Pintar Menggunakan AI ala Ahli Keuangan

Minggu, 30 November 2025 - 01:27 WIB

Susunan Upacara Hari Pahlawan 10 November 2025: Panduan Lengkap PDF dan Aturan Baju Profesi

Minggu, 30 November 2025 - 00:42 WIB

Update Terbaru: Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Sudah Sadar, KPAI Siap Bantu

Berita Terbaru

Teknologi

Harga Emas Antam Naik Rp21.000 dalam Seminggu

Minggu, 30 Nov 2025 - 13:29 WIB