Tips – Siapa yang menyangka, kucing juga bisa mengalami penyakit demensia seperti manusia. Kondisi ini dikenal sebagaifeline cognitive dysfunction syndrome, yaitu penurunan kemampuan otak akibat proses penuaan. Umumnya ditandai dengan perubahan tingkah laku yang tidak dapat dijelaskan melalui kondisi medis lain.
Kemunduran kognitif ini ternyata sering dialami oleh kucing yang sudah tua. Lebih dari separuh kucing berusia 15 tahun menunjukkan gejala demensia, dan tanda-tandanya bisa muncul sejak usia tujuh tahun. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tandanya sedini mungkin agar dapat memberikan perawatan terbaik.
Berikut delapan tanda-tanda penyakit demensia yang sebaiknya kamu perhatikan pada kucing.
1. Suara teriakan yang tidak biasa
Kucing yang mengalami penuaan bisa sering mengeong tanpa alasan jelas, khususnya pada malam hari. Terkadang suaranya terdengar lebih keras atau terkesan cemas. Keadaan ini bisa muncul karena kucing merasa bingung atau kesepian akibat gangguan fungsi otaknya. Jika perilaku ini terus berlangsung, sebaiknya perhatikan waktu dan kondisi saat ia mengeong agar dokter hewan dapat melakukan penilaian yang tepat.
2. Perubahan dalam interaksi dengan manusia
Kucing yang sebelumnya dingin bisa tiba-tiba menjadi manja, atau sebaliknya, kucing yang biasanya ramah bisa tiba-tiba menghindar. Pada banyak situasi, kucing yang mengalami demensia terlihat bingung atau bahkan tidak mengenali orang yang sudah dikenalnya. Terkadang, mereka juga lebih mudah marah atau takut ketika berinteraksi dengan orang lain. Hal ini terjadi karena otaknya mulai kesulitan dalam memproses ingatan dan mengenali wajah.
3. Perubahan pola tidur
Anda mungkin mulai melihat kucing Anda tidur lebih sering di siang hari dan gelisah pada malam hari. Pola tidur yang terbalik ini umum terjadi pada kucing tua yang mengalami gangguan kognitif. Ketika ritme tidurnya terganggu, mereka bisa tampak berjalan kesana-kemari atau menjerit di malam hari karena merasa bingung. Umumnya, kondisi ini membuat pemilik ikut terganggu karena kucing menjadi lebih aktif pada waktu yang tidak tepat.
4. Kebiasaan buang air kecil atau besar menjadi tidak teratur
Kucing yang mengalami demensia terkadang lupa di mana letak kotak pasir atau tidak menyadari bahwa mereka ingin buang air. Akibatnya, mereka mungkin buang air di tempat-tempat yang tidak biasa, seperti lantai atau sofa. Meskipun masalah ini bisa juga disebabkan oleh kondisi medis lain seperti infeksi saluran kemih, perubahan tiba-tiba dalam perilaku.toileting masih perlu diwaspadai. Pastikan kamu tidak langsung marah kepada kucingmu, karena mereka melakukan hal itu tanpa sengaja.
5. Terlihat kebingungan atau tersesat di dalam rumah sendiri
Salah satu tanda paling jelas dari penyakit demensia adalah ketidakmampuan untuk berorientasi. Kucing bisa tiba-tiba kehilangan arah di dalam rumah, menatap dinding tanpa tujuan, atau terjebak di balik perabot rumah tangga. Terkadang mereka berdiri di depan pintu yang salah, seolah lupa bagaimana cara keluar. Gejala ini muncul karena bagian otak yang bertugas mengatur orientasi ruang mulai mengalami penurunan fungsi, sehingga membuat mereka kesulitan mengenali lingkungan yang sebelumnya sangat dikenal.
6. Aktivitas berkurang drastis
Kucing yang sebelumnya penuh energi mungkin terlihat kurang tertarik bermain atau menghindari eksplorasi lingkungan. Mereka juga bisa jarang merawat diri, seperti tidak lagi menjilat bulu secara rutin. Keadaan ini bukan hanya tanda penuaan alami, tetapi bisa menunjukkan bahwa otak mereka mulai kehilangan motivasi dan kemampuan koordinasi motorik halus. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan kulit dan bulu mereka.
7. Terlihat lebih khawatir tanpa alasan yang jelas
Kucing yang sudah tua sering kali terlihat gelisah dalam situasi yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah. Mereka bisa tiba-tiba bersembunyi, takut terhadap suara keras, atau memilih untuk duduk di tempat yang tinggi. Rasa cemas ini muncul karena otak mereka kesulitan membedakan antara hal yang berbahaya dan yang aman. Beberapa ahli hewan mengatakan, lingkungan yang tenang dan stabil dapat membantu mengurangi rasa stres pada kucing yang mengalami gangguan kognitif.
8. Kesulitan dalam mempelajari sesuatu yang baru
Kucing yang mengalami demensia sering mengalami kesulitan dalam mempelajari hal-hal baru atau bahkan lupa dengan kebiasaan sebelumnya. Mereka mungkin lupa di mana letak mangkuk makan, kesulitan menemukan jalan kelitter box,atau tidak merespons panggilan namanya. Penurunan kemampuan belajar ini menunjukkan bahwa bagian otak yang mengontrol memori jangka pendek mulai melemah. Dibutuhkan kesabaran lebih dalam merawat kucing seperti ini, terutama ketika kamu berusaha memperkenalkan kebiasaan baru.
Merawat kucing dengan demensia
Sayangnya, saat ini belum ada pengobatan yang mampu menyembuhkan demensia pada kucing. Namun, kamu dapat membantu memperlambat penurunan kondisinya dengan beberapa metode sederhana. Contohnya, berikan stimulasi mental melalui mainan interaktif, permainan pencarian makanan, atau hanya sekadar mengajaknya bermain ringan.
Pada kucing yang mengalami kondisi ringan, metode ini dapat membantu mempertahankan fungsi otak lebih lama. Namun, bila gejala sudah parah, terlalu banyak perubahan justru dapat membuat mereka semakin bingung. Selain itu, konsultasikan dengan dokter hewan mengenai suplemen yang cocok untuk kucing. Beberapa produk yang mengandung antioksidan dan asam lemak sehat diyakini mampu mendukung kesehatan otak, tetapi pastikan hanya menggunakan produk yang benar-benar aman bagi kucing.
Tidak ada obat untuk demensia pada kucing, tetapi kondisinya bisa dikendalikan dengan perhatian dan kasih sayang yang tepat. Dengan mengenali gejalanya sejak awal, kamu dapat membantu kucingmu merasa nyaman dan bahagia saat ia menua. Merawat kucing yang mengalami kebingungan memang memerlukan kesabaran lebih, tetapi mereka tetap sama seperti dulu, hanya butuh sedikit tambahan cinta dan pemahaman darimu!






